BAB I
MUSEUM PENGKHIANATAN PKI
    ( KOMUNIS )
    RUANG INTRO

DIORAMA

          AKSI TEROR GEROMBOLAN CE’MAMAT
                ( 9 DESEMBER 1945 )

Ce ‘ mamat seorang tokoh Komunis terpilih sebagai ketua Nasional Indonesia ( KNI ) Serang,Ce’mamat menggunakan lascar-laskarnya untuk melakukan berbagai teror. Mereka berhasil menculik dan membunuh Bupati lebak R. Hardiwinangun di jembatan sungai Cimancak pada Tanggal 9 Desember 1945.

                AKSI KEKERASAN PASUKAN UBEL-UBEL
 DI SEPATAN TANGERANG
( 12 DESEMBER 1945 )
               
                Pada tanggal 18 Oktober 1945 Badan Direktorium pusat di bawah pimpinan Ahmad khairun dengan didampingi tokoh-tokoh bawah tanah berhasil mengambil alih kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia di tangerang dari Bupati Agus Padmanegara. Dewan tersebut membentuk lascar hitam atau lascar ubel-ubel untuk melakukan terror.Pada tanggal 12 desember 1945 laskar hitam dibawah pimpinan Usman di daerah mauk membunuh seorang tokoh nasional Oto iskandar Dinata.


1. PEMBERONTAKAN PKI DI CIREBON
     ( 14 FEBRUARI 1946 )
               
PKI di bawah pimpinan Mr. Yoesoef dan Mr. soeprapto mendatangkan ± 3000 anggota lascar Merah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Cirebon dalam rangka melaksanakan konfrensi lascar Merah.

                2. PERISTIWA REVOLUSI SOSIAL DI LANGKAT
                    ( 9 MARET 1946 )

            Lahirnya Republik Indonesia belum sepenuhnya diterima oleh kerajaan – kerajaan   
terutama yang berada di Sumatra Timur. Pada tanggal 9 Maret 1946 PKI dibawah pimpinan Usman Parinduri dan Marwan menyerang Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura.






6. PEMOGOKAN BURUH SARBUPRI DI DELANGGU
( 23 JUNI 1948 )

Salah satu usaha PKI untuk menjatuhkan wibawa Pemerintah Repiblik Indonesia adalah mengacaukan perekonomian melalui aksi pemogokan buruh. Aksi yang sangat merugikan negara itu berakhir tanggal 18 Juli 1948 setelah partai – partai politik mengeluarkan pernyataan menyetujui Program Nasional.

3. PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN
( 18 SEPTEMBER 1948 )

                Pada saat Pemerintah dan Angkata Perang memusatkan perhatian untuk menghadapi Belanda, PKI melakukan pengkhianatan yang didahului dengan kampanye menyerang politik pemerintah, aksi terror, mengadu domba kekuatan bersenjata dan sabotase dibidang ekonomi. Dini hari tanggal 18 september 1948 PKI mengadakan pemberontakan di Madiun. Sejumlah tokoh militer, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat dibunuh. Di gedung Karesidenan Madiun PKI mengumumkan berdirinya “ Soviet Republik Indonesia “ dan pembentukan Pemerintah Front Nasional.

4. PERISTIWA TANJUNG MORAWA
( 16 MARET 1953 )

                Pada tahun 1953 Pemerintah RI Karesidenan Sumatra Timur merencanakan untuk mencetak sawah percontohan bekas perkebunan tembakau di desa Perdamaian, Tanjung Morawa. Pada tanggal 16 Maret 1953 pemerintah terpaksa mentraktor areal tersebut dengan dikawal oleh sepasukan pilisi.

5. LAHIRNYA MKTBP PKI
( 14 MARET 1954 )
               
Di bawah pimpinan tokoh – tokoh muda seperti D.N Aidit, sejak tahun 1950 PKI bangkit kembalidan berusaha menanamkan pengaruhnya di berbagai kalangan. PKI pada tanggal 14 Maret 1954 yang antara lain berisi : Perjuangan gerilya di desa, Perjuangan revolusioner kaum buruh di kota, bekerja intensif di kalangan ABRI. Kegiatan dilingkungan ABRI dilaksanakan oleh Biro Khusus PKI.

               








6. KAMPANYE BUDAYA PKI
( 25 MARET 1963 )
               
Tidak hanya dibidang politik yang ingin dikuasai oleh PKI tetapi juga bidang lain seprti sastra dan budaya. Salah satu usaha yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat
( Lekra ) bersama semua lembaga yang ada dibawahnya adalah memasukkan komunisme ke dalam seni dan sastra, mempolitikan budayawan dan mendiskreditkan lawan. Pada tanggal 22 sampai 25 Maret 1963 diselenggarakan Konferensi Nasional I Lembaga Sastra Indonesia di Medan. Konferensi tersebut tidak hanya membahas masalah budaya dan sastra yang harus bernafaskan komunisme, tetapi juga membahas masalah politik yakni menuntut agar segera dibentuk Kabinet Gotong Royong yang memungkinkan duduk tokoh – tokoh PKI di dalamnya.

7. RONGRONGAN PKI TERHADAP PKI TERHADAP ABRI
( 1964 – 1965 )

                Kampanye anti ABRI, khususnya TNI-AD berlatar belakang pada kecemburuan PKI karena ABRI berhasil membendung pengaruh PKI di kalangan rakyat. Berbagai macam cara kampanye anti ABRI telah dilakukan PKI seperti tuduhan, isyu, provokasi, fitnah politik dan lain-lain. Sejak tahun 1964 PKI dengan “ Ofensif Revolusionernya “ secara gencar menyerang ABRI seperti tuntutan pembubaran aparat territorial dan puncaknya isyu Dewan Jenderal 1965. Tujuan Kampanyetersebut yang sudah dilakukan sejak Perang Kemerdekaan ( 1964-1965) untuk mendiskreditkan ABRI yaitu memecah belah kekompakan ABRI, memandulkan peranan social politik ABRI sebagai pejuang prajurit dan prajurit pejuang.

8. PAWAI OFENSIF REVOLUSIONER PKI DI JAKARTA
( 23 MEI 1965 )

                Setelah merasa dirinya kuat, PKI mulai melancarkan ofensif revolusioner yang bertujuan untuk menggalang dan mempengaruhi massa agar berpihak kepadanya. Bentuk unjuk kekuatan itu ialah aksi-aksi kekerasan, aksi terror tuntutan pembentukan Kabinet Nasakom dan Angkatan Kelima dan sebagainya. Salah satu unjuk kekuatan itu ialah penyelenggaraan rapat raksasa di Stadion utama Senayan tanggal tanggal 23 Mei 1965 dalam rangka peringatan peringatan ulang tahun ke-45 PKI. Rapat dihadiri delegasi dari negara-negara komunis. Pada saat itu Ketua CC PKI D.N. Aidit mengomandokan kepada massa PKI untuk meningkatakn “ Ofensif Revolusioner sampai kepuncaknya “.

9. PENGUASAAN KEMBALI GEDUNG RRI PUSAT
 ( 1 OKTOBER 1965 )

                Dini hara tanggal 1 Oktober 1965 PKI melancarkan pemberontakn Gerakan Tiga Puluh September ( G.30. S/PKI ). Selain menculik dan membunuh pejabat teras TNI – AD. G.30.S/PKI menguasai pula Gedung Pusat Telekomunikasi dan Radio Republik Indonesia ( RRI ) Pusat. Melalui RRI mereka mengumumkan telah menyelamatkan Negara dari kudeta “ Dewan Jenderal“ pembentukan Dewan Revolusi dan pendemisioner cabinet. Untuk menghentikan pengumuman – pengumuman yang menyesatkan itu Panglima Kostrad Jenderal TNI Soeharto mengambil alih pimpinan sementara Angkatan Darat dan memerintahkan pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD ) untuk membebaskan kedua gedung vital tersebut. Operasi tersebut berhasil menguasai kembali Gedung Pusat Telekomunikasi dan RRI Pusat.

10. RAPAT UMUM FRONT PANCASILA
( 9 NOPEMBER 1965 )

                Akibat pemberontakan G.30.S/PKI menimbulkan reaksi di kalangan masyarakat. Pada tanggal 23 Oktober 1965, diadakan Rapat Raksasa di lapangan Banteng Jakarta.

11. SIDANG MAHKAMAH MILITER LUAR BIASA
( MAHLMILLUB ) ( 14 FEBRUARI 1966 )

                Untuk menumpas G.30.S/PKI, pemerintah melancarkan operasi militer dan operasi yustisi. Sebagai realisasi operasi yustisi, Pemerintah mengaktifkan kembali Lembaga Mahkamah Militer Luar Biasa ( Mahmillub ). Siding pertama Mahmillub berlangsung tanggal 14 Februari 1966 di Jakarta, terhadap Nyono bin Sastro Rejo anggota Politbiro CC PKI. Ia di jatuhi hukuman mati karena terbukti sebagai perencana dan penggerak G.30.S/PKI.


12. RAKYAT JAKARTA MENYAMBUT PEMBUBARAN PKI
( 12 MARET 1966 )

                Berdasarkan Surat Perintah 11 Maret 1966, pada tanggal 12 Maret 1966 Letjen TNI Soeharto, atas nama Presiden Panglima Tertinggi ABRI/ Mandataris MPRS/ Panglima Besar Revolusi mengeluarkan keputusan tentang pembubaran PKI dan organisasi – organisasi massanya serta pernyataan sebagai organisasi terlarang diseluruh wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Keputusan pembubaran PKI diumumkan melalui RRI pada pukul 06.00 WIB tanggal 12 Maret 1966. Keputusan ini disambut hangat oleh seluruh rakyat Indonesia. Massa rakyat Jakarta menyambutnya dengan membawa poster-poster sebagai ungkapan rasa gembira dan terima kasih.

13. OPERASI TRISULA DI BLITAR SELATAN
( 20 JULI 1968 )

                Setelah PKI dibubarkan, sisa-sisa PKI berusaha membangun kembali partai dengan cara membentuk basis-basis gerilya yang disebut Comite Proyek ( Compro ). Melalui Compro Blitar Selatan, PKI membentuk Central Comite ( CC ) dan Comite Daerah Besar ( CDB ) Jawa Timur. Sebagai persiapan gerilya, mereka menyusun kekuatan bersenjata, membangun kubu pertahanan dan melakukan agitasi dan propaganda. Dengan diketahuinya kegiatan mereka, Kodam VII/Brawijaya segera membentuk Komando Satuan Tugas Trisula yang bertugas melaksanakan operasi militer untuk menumpas gerakan tersebut. Dalam salah satu operasi, tanggal 20 Juli 1968 berhasil ditangkap sejumlah anggota PKI.





BAB II
MUSEUM MONUMEN PANCASILA SAKTI

1. RAPAT – RAPAT PERSIAPAN PEMBERONTAKAN
       
Pada bulan September 1965 Ketua CC PKI D.N. Aidit memerintahkan  Syam Kamaruzaman Pimpinan Biro Khusus untuk menyusun suatu rencana pemberontakan. Kesimpulan rapat tersebut gerakan ini harus dibantu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sasaran pertama menculik para pejabat teras TNI – AD.
               
                2. LATIHAN SUKARELAWAN DI LUBANG BUAYA ( 5 JULI – 30 SEPTEMBER )
                               
                                Untuk persiapan melancarkan pemberontakan, PKI mengadakan latihan kemiliteran bagi para anggotanya. Gerakan Wanita Indonesia ( Gerwani ) dan organisasi massa PKI lainnya di Lubang Buaya. Latihan ini dipimpin oleh oknum ABRI yang sudah dibina PKI.

3. PENGANIAYAAN DI LUBANG BUAYA ( 1 OKTOBER 1965 )

                Dini hari tanggal 1 Oktober 1965 gerombolan G.30.S/PKI menculik 6 pejabat teras TNI AD dan seorang perwira pertanma. Sesudah disiksa para korban dilemparkan kedalam sumur tua yang sempit.

4. FOTO-FOTO PARA PAHLAWAN REVOLUSI
               
                Tujuh foto pahlawan revolusi setengah badan dalam ukuran besar yaitu foto Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI M.T Harjono, Mayjen TNI S.Parman, Brigjen TNI D.I Pandjaitan, BrigjenTNI Soetojo siswohardjo, dan Lettu Pierre Andries Tendean.









BAB III
PAMERAN TAMAN

1. SUMUR MAUT
               
                Partai Komunis Indonesia ingin merebut kekuasaan Pemerintah Indonesia dengan menggunakan aksi kekerasan yaitu melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi dan satu perwira pertama yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965. Setelah diculik, tujuh perwira tersebut dibawa ke desa Lubang Buaya daerah Pondok Gede, Jakarta Timur.
Jenasah ketujuh perwira tersebut kemudian dimasukkan kedalam sebuah sumur tua dengan kedalaman 12 m dan berdiameter 75 cm dengan posisi kepala dibawah.
 Dari sumur tua diketemukan tujuh jenasah yaitu Letnan Jendral TNI Ahmad Yani, Mayor Jendral TNI Soeprapto, Mayor Jendral TNI M.T Harjono, Mayor Jendral TNI S.Parman, Brigadir Jendral TNI D.I Pandjaitan, Brigadir Jendral TNI Soetojo siswohardjo, dan Letnan satu Pierre Andries Tendean.

2. RUMAH-RUMAH BERSEJARAH RUMAH PENYIKSAAN
               
A. DIORAMA PENYIKSAAN
               
Menggambarkan penyiksaan para korban yang masih dalam keadaan hidup. Mereka adalah Mayjen TNI R.Soeprapto , Mayjen TNI S. Parman, Brigjen TNI Soetojo Siswohardjo, dan Lettu Czi Pierri Andries Tendean.
               
                B. RUMAH POS KOMANDO

Rumah ini milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb.pada tanggal 30 September 1965 pukul 24.00 WIB, dirumah Pos Komando Pasuka Pasopati dibriefing mengenai pelaksanaan gerakan.
Sebagai bukti sejarah bagi generasi muda, rumah Haji Sueb diabadikan di Monumen Pancasila Sakti, untuk mengingat betapa kejamnya PKI terhadap para Pahlawan Revolusi

C. DAPUR UMUM

Rumah Dapur Umum merupakan salah satu rumah bersejarah yang ada dilokasi
Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya.Sebelum PKI menguasai Desa Lubang Buaya (sekarang lokasi Monumen Pancasila Sakti) Mereka mengadakan pendekatan terlebih dahulu terhadap penduduk yang tinggal dilokasi Monumen.Oleh karena itu kira-kira tiga hari sebelum peristiwa G.30.S/PKI meletus, Ibu Amroh yang sehari-hari sebagai pedagang pakaian keliling ( cingkau ) meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan tanpa menerima uang saku sepeserpun. Setelah mengungsi beberapa hari ketempat sanak family, mereka kembali ke Lubang Buaya atas saran dari pamong desa tempat mengungsi.


3.MOBIL DINAS MEN/PANGAD LETNAN JENDERAL TNI AHMAD YANI

Letjen TNI Ahmad Yani selain sebagai Men/pangad juga merangkap sebagai Komando
Tertinggi ( KOTI ) sejak bulan Februari 1965 sampai gugurnya beliau oleh gerombolan G.30.S/PKI
Mobil dinas dengan nomor registrasi AD – 01 yang digunakan oleh Menteri Panglima Angkatan Darat ( Men/pangad ) Letjen TNI Ahmad Yani.
Adapun klasifikasinya sebagai berikut :
- Mobil produksi               : 64 – 3829
- Nomor rangka                                : LA – 12560
- Nomor mesin                  : M – 689126 E
- Mesin : V – 8 Cylinder 396 cubic inch ( 6490 /cc ), 250 Hp dan Barel Carburator.
- Roket Ultra Comressiaon dengan system otomatis ( power ) pada transmisi jendela, stir, dan rem.
- Ukuran ban      : 8,25 X 14
- Warna                : Army green ( hijau ABRI )
 Dengan Surat Keputusan Kementrian Angkatan Darat Nomor : Kep – 504/6/1966,
tanggal 6 Juni 1966 mobil dinas ini dihapus dari kekuatan dan pertanggungjawaban administrasi Angkatan Darat menjadi milik keluarga Letjen TNI Ahmad Yani.

4. MOBIL DINAS PANGKOSTRAD MAYOR JENDERAL TNI SOEHARTO

                Tanggal 1 Oktober 1965 jam 07.30 WIB, Mayjen TNI Soeharto beserta stafnya sudah berada di Markas Kostrad guna menganalisa dan mempelajari situasi. Dengan menggunakab Jeep Toyota Kanvas Nomor : 04-62957/44-10, Mayjen TNI Soeharto segera bertindak untuk menumpas G.30.S/PKI, yang didalangi oleh eks Letkol Untung dan tokoh PKI yang lain. Pada tanggal 4 Oktober 1965, Mayjen TNI Soeharto menuju Desa Lubang Buaya untuk memimpin langsung jalannya pengangkatan jenasah yang dilaksanakan oleh Pasukan KIPAM dipimpin oleh Kapten Winanto.

5.TRUK DODGE

                Mobil truk yang digunakan oleh pemberontak G.30.S/PKI untuk membawa jenasah Brigjen TNI D.I Pandjaitan, yang dipamerkan dilokasi Monumen Pancasila Sakti ( pameran taman), adalah mobil truk Dodge tahun 1961 buatan Amerika Serikat ( USA ) dengan nomor polisi B.2982.L merupakan replika kendaraan jemputan P.N Arta Yasa, yang sekarang divisi cetak uang logam Perum Peruri. Supir yang bernama Omon ditodong dengan senjata yang ditembakkan keatas, sehingga pengemudi mobil jemputan P.N Arta Yasa ketakutan dan memberhentikan mobilnya. Akhirnya mobil tersebut dirampas, digunakan oleh pemberontak G.30.S/PKI untuk menculik dan mengangkut jenasah Brigjen TNI D.I Pandjaitan.









6. PANSER SARACEEN
                Jenasah korban kebiadaban G.30.S/PKI diangkat dari dalam sumur pada tanggal 4 Oktober 1965 oleh Pasukan KIPAM TNI Angkatan Laut. Selanjutnya jenasah dibawa ke Rumah Sakit Pusat  Angkatan Darat ( RSPAD ) Gatot Subroto untuk mendapatkan pemeriksaan visum eterpertum, lalu disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Pada tanggal 5 Oktober 1965 jenasah tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
                Kendaraan yang dipakai untuk membawa jenasah adalah jenis panser. Untuk melengkapi pameran taman di Monumen Pancasila Sakti sejak tahun 1985 disajikan salah satu panser yang dipakai untuk membawa jenasah Pahlawan Revolusi.
                Panser dengan tipe PCMK – 2 Saraceen adalah sebuah kendaraan lapis baja yang berasal dari Negara Inggris. Kendaraan tersebut dipakai oleh Organik Batalyon Kveleri 7 Kodam V/Jaya. Pada tahun 1976 dipindahkan ke Batalyon Kaveleri 3 Kodam VII/Brawijaya dipakai untuk mendukung penugasan operasi militer di Timor-timur. Pada bulan Juli 1985 ditarik dari penugasan di Timor-timur untuk diabadikan di Monumen Pancasila Sakti.

7. TUGU, PATUNG DAN RELIEF

                Tugu Pahlawan revolusi terletak 45 m sebelah utara cungkup sumur maut. Ketujuh patung Pahlawan Revolusi berdiri berderet dalam setengah lingkaran dari barat ke timur
yaitu ; Patung Brigjen TNI D.I Pandjaitan, Mayjen TNI M.T Harjono, Mayjen TNI S.Parman, dan Kapten P.A Tendean. Ketujuh patung berdiri pada alas yang berbentuk lengkung dengan hiasan relief yang melukiskan peristiwa prolog, kejadian dan penumpasan G.30.S/PKI oleh ABRI dan rakyat

























KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Dengan Mengucapkan puji syukur Kehadirat Allah SWT, Kami telah menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “ MONUMEN PANCASILA SAKTI” kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun laporan-laporan ini. Untuk itu kritikan dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan. Kami menyusun laporan ini untuk memenuhi tugas dari guru pembimbing Bahasa Indonesia.

UCAPKAN TERIMA KASIH KAMI TUJUKAN KEPADA :

1. Bapak Drs. Muh  Ansori, Selaku Kepala sekolah yang telah memberi ijin.
2. Ibu Zulaikah, selaku guru pembimbing penulisan laporan ini.
3. Bapak/Ibu guru yang telah mendampingi dan membantu selama di lokasi wisata.
4. Teman-teman kelas 8 unggulan yang telah bekerjasama dalam penyusunan ini.

            Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.







                                                                                                            Penyusun













HALAMAN PENGESAHAN


Laporan yang berjudul”MONUMEN PANCASILA SAKTI “ Telah disetujui oleh guru pembimbing dan di syahkan Kepala Sekolah sebagai salah satu memenuhi tugas Bahasa Indonesia Pada :

Hari                 :
Tanggal           :





                                                Disetujui Oleh :

Kepala Sekolah                                                                                    Pembimbing
SMP MUHAMMADIYAH 8 SEMARANG




Drs. Muh Ansori                                                                                  Zulaikah
NBM.                                                                                                   NMB.790326







MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
v  Kegagalan adalah Kesuksesan.
v  Jadilah ilmu yang kau peroleh sebagai bekal pengabdian untuk orang tua , masyarakat,Nusa dan Bangsa serta Agama 
v  Keberhasilan akan tercapai diiringi semangat , usaha serta doa.
v  Pengalaman seseorang tidak akan mudah dilupakan ,tetapi juga bukan untuk mengerti saja ,namun pengalaman merupakan guru yang paling baik.
v  Kebahagiaan tidak dapat dicapai tanpa jerih payah.
v  Imbangilah ilmumu dengan Agama.
v  Jadikanlah pengalaman sebagai guru sejatimu.


PERSEMBAHAN :
Laporan ini kami persembahkan :
v    Tuhan Yang Maha Esa
v    Kepala Sekolah Bapak Drs. Muh Ansori
v    Ibu Zulaikah Sebagai guru Pembimbing.
v    Ayah dan bunda kami tercinta
v    Bapak dan ibu guru SMP MUHAMMADIYAH 8 Semarang
v    Teman-teman yang kami sayangi
v    Pembaca  yang budiman











BAB IV




1.         KESIMPULAN
Dalam museum itu terdapat pembunuhan yang sangat anarkis, sungguh tak di sangka kekejaman PKI dan tak akan terlupakan dalam benak masyarakat.


2.         SARAN
            Setelah melihat dan berkunjung ke Musium itu, kami mempunyai saran yang meliputi :
           
a. Perbendaharaan benda atau sejenisnya agar ditambah, supaya wawasan kita sebagai
    generasi penerus dan bertambah.
b. Saran dan prasarana disekitar lingkungan misium agar lebih baik ditingkatkan pengelolaanya










Tidak ada komentar:

Posting Komentar